Blog Imay

Just another Blogger Blog

ad

Khutbah Idul Fithri 1431 H : Ust. Mochamad Bugi

image

Untuk Misi Inilah Kita Ditarbiyah Selama Ramadhan

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر

إِنَّ الْحَمْدَ للَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ، ونستغفره ونؤمن به ونتوكل عليه، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ .فَإنّ أَصْدَقَ الْحَدِيثَ كِتَابُ اللّهِ وخيرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمّدٍ وَشَرّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلّ ضَلاَلَةٍ فِي النّارِ. أما بعد فأوصيكم عباد الله وإياى بتقوى الله فقد فاز المتقون

Allahu Akbar 9 x Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah !

Alhamdulillah, hari ini kita kembali merayakan Idul Fitri. Sebagaimana tahun-tahun yang lalu, hari ini adalah hari yang menandakan berakhirnya bulan Ramadhan, berakhirnya hari-hari penuh berkah, berakhirnya tarbiyah Rabbaniyah kepada kita. Sebulan lamanya kita melakukan tarbiyah Ramadhan dengan  menunaikan puasa, shalat, qiyam, tilawah,  dzikir, doa, mengeluarkan zakat, infak dan shadaqah. Kita sangat berharap pada hari ini kita bisa menjadi orang yang bertaqwa, orang yang dijanjikan oleh Allah mendapat kemenangan.  Menang atas binalnya hawa nafsu kita, menang atas lemahnya godaan setan, menang atas semua kegelisahan yang mempermainkan perasaan kita, dan menang atas ketidakberdayaan dan kemalasan yang senantiasa ada dalam diri kita.

Sudah selayaknya pada hari ini kita semua bergembira. Berbahagia. Gembira karena telah berhasil menunaikan semua kewajiban ibadah Ramadhan. Bahagia karena kita menjadi manusia baru, kembali kepada fitrah. Insya Allah, kita semua bersih kembali seperti bayi yang baru lahir.

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Islam selalu memandang bahwa manusia adalah makhluk suci. Dilahirkan dalam keadaan suci dan bisa kembali lagi pada kesuciannya. Karena itu, Islam selalu memandang positif dan  optimistik kepada manusia.

Bahkan Allah swt. menyatakan sendiri dalam Al-Quran bahwa manusia adalah makhluk yang paling baik dan paling sempurna.

لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (٤)

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” [Q.S. At-Tin (95): 4]

Allah swt. juga menyebut bahwa manusia adalah makhluk yang diberi kemuliaan.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلا (٧٠)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.” [Q.S. Al-Isra’ (17): 70]

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Salah satu contoh aplikasi pandangan positif dan optimistik Islam tentang manusia adalah penyebutan hati (qalbu) dengan istilah nurani (nuuraaniyyun) yang berasal dari kata ‘nuur’ yang artinya cahaya. Jadi, nurani berarti memiliki sifat cahaya. Dengan begitu ketika kita menyebut ‘hati nurani’ sesungguhnya terkandung maksud bahwa hati kita itu memiliki kemampuan untuk ‘mencahayai’ atau ‘menerangi’ jalan hidup kita. Karena itulah Rasulullah saw. ketika ditanya seseorang tentang cara membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan buruk, beliau menjawab, “Sal dhamiraka, tanyalah kepada hatimu!”

Atas jawaban Rasulullah tersebut, kaum sufi sering menyebut hati sebagai “ad-diin” (agama). Maksudnya, agama yang ditanam di dalam diri manusia (ad-diin al-majbuulah) dan sangat klop dengan agama yang diturunkan dari langit (al-diin al-munazzalah), yaitu Al-Islam.

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Namun, Islam juga memberi catatan tentang kelemahan manusia. “… dan manusia dijadikan bersifat lemah.” [Q.S. An-Nisa’ (4): 28].

وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا (٢٨)

Kelemahan manusia di sini adalah kelemahan jiwa. Manusia mudah tergoda untuk berbuat dosa dan mengotori kesucian jiwanya. Kelemahan inilah yang membuat manusia keluar dari kesejatiannya sebagai makhluk yang suci dan mulia.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Dalam kondisi jiwa yang kotor penuh dosa, derajat manusia lebih rendah dari binatang. Karena “… mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi….” [Q.S. Al-A’raf (7): 179].

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩)

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Terhadap orang-orang yang “terpeleset” dari kesejatiannya, ternyata Allah swt. selalu memberi kesempatan dan memberi banyak sekali fasilitas untuk membersihkan diri dari segala kotoran yang melekati jiwa mereka. Mulai dari istighfar –ucapan “astaghfirullah al-azhim, aku mohon ampun kepada Allah Yang Mahatinggi– yang bisa digunakan kapan pun dan bersifat manasuka; fasilitas lima kesempatan dalam sehari melalui shalat wajib; hingga fasilitas pekanan dengan shalat Jum’at. Bagi yang menunaikan shalat Jum’at sesuai tuntunan Rasulullah saw., Allah swt. memberi ampunan dosa dari shalat Jum’at ke shalat Jum’at berikutnya.

Dan yang paling spektakuler adalah fasilitas tahunan: Ramadhan! Kata Rasulullah saw., “Man shaama ramadhaana iimaanan wahtisaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambiihi wa maa ta-akhkhara, siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan iman dan perhitungan, diampuni segala dosanya di masa lalu dan di masa yang akan datang.” (H.R. Ahmad).

Begitulah Ramadhan yang baru kemarin kita tinggalkan. Sesuai dengan arti namanya “pembakar”, Ramadhan membakar semua dosa-dosa seorang muslim sehingga ia kembali ke jati dirinya sebagai insan yang suci seperti ketika dilahirkan (fitrah).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Semua fasilitas ampunan yang Allah swt. berikan itu bukan hanya untuk orang yang punya dosa kecil saja. Allah berikan juga kepada para pembangkang sekelas Firaun. Lihat dalam Al-Qur’an surat Thaha ayat 42-43. Allah berfirman kepada Nabi Musa dan Nabi Harus,  “Pergilah kamu berdua kepada Firaun karena dia benar-benar telah melampaui batas; maka bicaralah kamu berdua kepadanya (Firaun) dengan kata-kata yang lembah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”

Bahkan Rasulullah saw. menggambarkan begitu luasnya terbentang pintu tobat. “Allah mengembangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk memberi tobat kepada orang yang melakukan keburukan di waktu siang, dan mengembangkan tangan-Nya di waktu siang untuk memberi tobat kepada orang yang melakukan dosa di waktu malam. Hal itu terus berlangsung hingga matahari terbit dari barat (kiamat).” (H.R. Bukhari)

Bahkan, “Allah lebih senang mendapati hamba-Nya yang bertobat melebihi dari kegembiraan seseorang dari kalian yang kembali menemukan hewan kendaraannya yang penuh bekal makanan setelah ia kehilangannya di padang pasir.” Begitu sabda Nabi saw. (H.R. Bukhari).

Jadi, sebagai muslim, begitu jugalah kita seharusnya memandang kepada manusia, termasuk diri kita sendiri. Selalu berpandangan positif. Selagi belum bergelar “almarhum”, kita adalah makhluk suci, dilahirkan dalam keadaan suci, dan bisa kembali lagi pada kesuciannya.

Karena itu, mari kita ucapkan selamat kepada orang-orang yang kita temui pada hari ini dengan kalimat:

تَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفَائزين كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ

Semoga Allah menerima Amal ibadah kita semua, semoga kita kembali menjadi fitrah  dan meraih kesuksesan. Dan semoga setiap tahun kita selalu dalam kebaikan.

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Ada satu hal yang harus kita ingat, bahwa Ramadhan sebagai bulan tarbiyah bukanlah program yang berdiri sendiri. Setelah lulus Madrasah Ramadhan, di depan kita, di bulan ini, telah terbentang program Allah yang lain, berupa tajdid al-fitrah, dan setelah itu ada program pembekalan ruhul badzl wa tadh-hiyah di bulan Dzulhijah nanti. Tiga rangkaian program ini memang Allah sediakan bagi kita kaum muslimin agar bisa menjadi pribadi yang total dalam beribadah dengan mengerahkan seluruh potensi yang ada.

Allah swt. menginginkan setiap diri kita memiliki syakhshiyah (karakter) seperti yang tersurat dalam ayat 207 Al-Baqarah dan ayat 111 At-Taubah.

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ ﴿٢٠٧﴾

Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya. (QS. Al-Baqarah: 207)

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَىٰ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُم بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنجِيلِ وَالْقُرْآنِ ۚ وَمَنْ أَوْفَىٰ بِعَهْدِهِ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُم بِهِ ۚ وَذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ ﴿١١١﴾

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. At-Taubah: 111)

Karena itu, pada hari ini kita bukan bergembira karena memakai baju baru, tapi kita bersuka cita karena berhasil kembali kepada fitrah kita. Sebab, hanya dengan fitrah yang utuhlah, kita akan sanggup menjalani kehidupan ini secara benar sesuai dengan syariat Islam yang Allah turunkan sebagai way of life. Jika fitrah kita tidak utuh, maka daya serap dan aplikasi keislaman kita akan tidak sempurna.

Begitu pula nanti saat Idul Adha tiba. Ketika kebanyakan orang bergembira lantaran mendapat daging yang bisa disate dan digulai, kita justru bergembira dengan ikrar kesiapan untuk berkorban secara total dalam beribadah kepada Allah swt. dan menegakkan hukum-hukum Allah swt. dalam kehidupan kita di dunia ini.

قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٦٢)

Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. (Al-An’am: 162)

Semoga kebersihan fitrah yang kita dapat pada hari ini bisa kita jaga, dan bisa menyiapkan diri kita untuk menerima program Allah selanjutnya, hingga kita menjadi hamba-hambanya yang mukhlisin dan total dalam beribadah kepada-Nya. Amin.

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada hari ini juga ada satu pertanyaan yang harus kita jawab: Untuk apa Allah swt. mentarbiyah kita selama bulan Ramadhan? Tentu kita tahu jawabannya: agar kita bertaqwa. Lantas, apa gunanya menjadi orang bertaqwa? Untuk memimpin manusia! Lihat surat Ali Imran ayat 110.

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ (١١٠)

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.

Itulah fungsi kita, kaum muslimin. Umat terbaik yang ditugaskan Allah swt. untuk membimbing manusia agar mau tunduk kepada Allah swt. Umat yang ditugaskan Allah swt. untuk memimpin peradaban. Umat yang diutus untuk memakmurkan dunia.

Saudara-saudara sekalian, jika kampung kita masih belum nyaman untuk kita tinggali, kota yang kita cintai tidak memberi ketenangan hati untuk kita hidup di dalamnya, bahkan dunia yang saat ini kita ada di dalamnya masih dipenuhi dengan permasalahan kemanusiaan yang akut, itu semua adalah karena kampung kita, kota kita, dan dunia ini belum dipimpin oleh orang yang bertaqwa.

Peradaban yang sedang berlangsung saat ini bukanlah peradaban yang mengajak orang untuk tunduk dan patuh kepada Allah swt. Sebab, peradaban saat ini dibangun atas dasar paham materialisme, serba kebendaan. Penguasaan sumber daya (resources) menjadi tujuan. Setiap orang berlomba-lomba untuk bisa menjadi terkaya. Akibatnya, hubungan manusia satu sama lain bagaikan serigala yang saling mengintai. Kalau ada dua orang berdagang, maka salah satu mesti menangis karena diperlakukan curang, atau mendapat perlakuan paksa. Orang-orang yang termarginal mencoba meraih kekayaan dengan cara brutal: merampok; sementara orang-orang yang terpandang menggunakan cara korupsi dan manipulasi.

Masih perlukah kita paparkan secara panjang lebar bukti-bukti kerusakan yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia? Televisi dan koran setiap hari memberitakan hal itu kepada kita. Keserakahan manusia telah membuat lubang ozon di langit kita. Es di Kutub Utara dan Kutub Selatan telah mencair. Udara menjadi begitu pengap untuk dihirup karena polusi yang akut. Hutan-hutan tidak lagi menjadi kantong-kantong cadangan air. Banjir bandang dan longsor sudah menjadi fenomena mondial. Belum lama ini kita saksikan banjir bandang menyapu areal yang begitu luas di Pakistan. Dua puluh juta orang harus kehilangan tempat tinggal dan menjadi papa dalam sekejap.

Kita juga masih menyaksikan darah berceceran sia-sia. Perang masih terjadi di mana-mana. Entah peradaban apa namanya yang sedang kita jalani. Yang pasti sesama anak Adam masih saling membunuh tanpa alasan yang benar. Fenomena ini masih kita lihat di Irak, Afghanistan, Kashmir, Palestina, dan belahan dunia lainnya.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan (maksiat)  manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar Ruum:41).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Begitulah jika dunia ini tidak dipimpin oleh orang-orang yang saleh. Tidak ada keberkahan terpancar dari langit dan dari dalam bumi. Padahal, Allah swt. telah menyampaikan perihal ini di dalam Al-Quran dan kita pun telah membacanya.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالأرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ (٩٦)

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Al-A’raf: 96)

Sampai kapan segala kerusakan ini terus terjadi? Belumkah waktunya bagi orang-orang yang bertaqwa untuk tergerak hatinya mengambil alih tanggung jawab memimpin dunia? Saudara-saudara, kaum muslimin, untuk tugas itulah Allah swt. mentarbiyah kita dari Ramadhan ke Ramadhan. Kita dipersiapkan Allah swt. untuk mengaplikasikan Risalah-Nya, Al-Islam, agar rahmat bagi seluruh alam semesta menjadi nyata, ada di muka bumi ini. Bumi yang kita pijak saat ini sangat merindukan hadirnya orang-orang yang bertaqwa untuk memperbaiki apa-apa yang telah dirusak manusia.

Saudara-saudaraku seiman, mari kita lakukan gerakan perbaikan dan penyelamatan. Kita bisa memulainya dari lingkungan terkecil kita: Keluarga. Bimbing keluarga kita untuk menjadi keluarga yang Islami. Seluruh anggota keluarga kita punya tujuan yang sama: tidak ingin tersentuh api neraka. Kita wujudkan keluarga kita menjadi keluarga yang sakinah mawahdah wa rahmah.

Itulah wujud aplikasi dari doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah swt.

“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.

Ternyata tidak cukup hanya menyelamatkan keluarga kita dari api neraka. Dalam doa kita juga minta dijadikan pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah, itulah misi kita selanjutnya: kita wajib mengambil peran aktif di masyarakat. Bimbing masyarakat kita menuju masyarakat yang mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupannya.

Sungguh, kita satu sama lain saling berhajat untuk mendapatkan lingkungan yang baik dan bagus untuk membesarkan anak-anak kita. Jika Anda Ketua RT, Anda punya kewajiban mengarahkan warga Anda untuk lebih bertaqwa kepada Allah. Jika Anda Ketua RW, inilah saatnya Anda memberi warna positif bagi semua warga Anda. Sungguh besar pahala yang Allah swt. janjikan bagi pemimpin-pemimpin masyarakat yang bisa memberi dampak positif bagi keimanan warganya. Sabda Rasulullah saw., “Man dalla ‘ala khairin kafa’ilihi, siapa yang menunjuki kebaikan, maka mendapat pahala sebagaimana orang yang melakukannya.” Jadi, jika Anda tokoh masyarakat atau pemangku struktur dan pengelola infrastruktur masyarakat, gunakan pengaruh dan kekuasaan Anda untuk melakukan perbaikan dan menciptakan lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Islam.

Namun, perjuangan kita tidak berhenti hanya sampai di situ. Nilai-nilai luhur Islam dan perilaku takwa haruslah menjadi shibghah (pewarna) negara dan para penyelenggara lembaga-lembaga kenegaraan. Kita kaum muslimin Indonesia yang ingin hidup dalam jalan takwa dan mati dalam ketakwaan, sangat berhajat dipimpin oleh orang-orang yang bertaqwa, yang bisa membimbing dan menjaga iklim ketakwaan di negeri ini. Kita butuh dipimpin Presiden yang hanya takut kepada Allah swt., kita butuh wakil-wakil rakyat yang yakin betul bahwa amanah rakyat yang diembannya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak di yaumil hisab, kita butuh hakim-hakim yang bukan hanya punya hati nurani, tetapi juga takut pada api neraka yang bahan bakarnya batu, jin, dan manusia.

Ya, kita sangat berhajat negeri ini bisa mendapat keberkahan dari langit dan dari bumi. Negara yang baldatun thayyibatun wa rabbul ghafur.  Negeri yang aman, tenteram, dan mendapat ampunan dari Allah swt. Karena itu, sudah menjadi tanggung jawab kita untuk hanya memilih dan mengangkat orang-orang yang bertaqwa dan memiliki kemampuan untuk menjadi pengelola negeri ini. Dan, menjadi kewajiban kita untuk terus mengawal kesalehan mereka dengan menasihati jika berbuat salah. Begitulah agama ini mengajarkan kepada kita. Al-Islamu diinun-nashihah. Islam itu agama nasihat. Buat siapa? Buat Allah, dalam bentuk kita taat kepadanya; buat Rasulullah, dalam bentuk kita mencontoh dirinya; buat sesama kaum muslimin, dalam bentuk dakwah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kita di dunia ini tidak tinggal sendiri. Bumi ibarat sebuah kapal yang sedang berlayar di samudra luas. Dan, Indonesia hanyalah salah satu kabin di dalam kapal besar itu. Saudara-saudaraku seiman, bagaimana jika di kabin lain kita saksikan ada orang-orang yang sedang membuat api unggun yang bisa mengakibatkan kapal besar itu terbakar, apakah kita diamkan? Jika di kabin di dek paling bawah ada orang yang sedang melubangi kapal, apakah kita biarkan? Tentu saja tidak!

Itulah yang sedang terjadi di Afghanistan, terjadi juga di Irak dan Palestina. Ada sebagian anak Adam membantai anak Adam yang lain. Haruskan kita berpangku tangan? Ketidakadilan, kejahatan kemanusiaan, dan perbuatan-perbuatan yang membuat bumi ini rusak, tidak bisa kita biarkan. Itulah tugas kita selanjutnya. Dan, memang itu tugas umat Islam seharusnya. Kuntum khairu ummah ukhrijat linnaas, kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk memimpin manusia. Jadi, itulah tugas kita: menjadi guru bagi manusia. Melanjutkan tugas kenabian Rasulullah saw. hingga kiamat datang. Menegakkan nilai-nilai Islam, sehingga tidak ada lagi orang di dunia ini yang tidak merasakan nikmatnya hidup di bawah naungan Islam.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Mungkin bagi sebagian orang, apa yang kita cita-citakan itu sebuah utopia. Tapi, Rasulullah saw. sudah membuktikan. Beliau dari hanya seorang diri yang beriman kepada Allah swt. ketika Islam diturunkan Allah swt., kini telah 1,5 miliar orang penduduk dunia beriman kepada Allah swt. Islam bermula dari Mekah dan berkembang pesat di Madinah, kini hampir di setiap pelosok dunia, di setiap negara telah ada orang Islam. Rasulullah saw. telah menjanjikan kepada kita bahwa sebelum kiamat datang, Islam akan berjaya lagi dan pengaruhnya melingkupi seluruh dunia. Insya Allah. Semoga Allah swt. menggerakkan hati-hati kita untuk mau mengambil peran dalam proyek peradaban ini: proyek menegakkan nilai-nilai Islam sehingga bisa menjadi rahmat bagi alam semesta. Amin.

Allahu akbar 3x Laa Ilaha illallah Allahu Akbar Walillahilhamd

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.

Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yang durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.

Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepada kami.

سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.

Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ridha dan surga-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yang dapat mendekatkan kami kepadanya.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُوْلُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَا تُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا وَمَتِّعْنِا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِيْ دِيْنِنَا وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ وَلاَ يَرْحَمُنَا.

Ya Allah, berikan kepada kami dari rasa takut kami kepada-Mu sesuatu yang akan membentengi kami dari maksiat kepada-Mu, anugerahkan kami dari ketaatan kami kepada-Mu sesuatu yang akan mengantarkan kami ke surga-Mu, dan berikan untuk kami dari keyakinan kami kepada-Mu sesuatu yang akan meringankan kami dalam menghadapi musibah dunia. Berikan kenikmatan pada pendengaran, penglihatan dan semua kekuatan dan potensi kami selama Engkau hidupkan kami, jadikan semua itu sebagai peninggalan kami. Jadikan pembalasan kami hanya kepada orang yang telah menzhalimi kami, tolonglah kami atas orang-orang yang memusuhi kami, jangan Engkau jadikan musibah menimpa kami dalam agama dan iman kami, jangan Engkau jadikan dunia ini sebagai puncak cita-cita dan ilmu kami, dan jangan Engkau kuasakan kami kepada orang-orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak menyayangi kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِجَمِيْعِ مَوْتَى الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ شَهِدُوْا لَكَ بِالْوَحْدَانِيَّةِ وَلِنَبِيِّكَ بِالرِّسَالَةِ وَمَاتُوْا عَلَى ذَلِكَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِمْ مِنَ الذٌّنُوْبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَجَازِهمْ بِالْحَسَنَاتِ إِحْسَانًا وَبِالسَّيِّئَاتِ عَفْوًا وَغُفْرَانًا.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kaum mukminin yang telah wafat dan telah bersaksi atas keesaan-Mu dan kerasulan nabi-Mu (Muhammad saw) dan mereka meninggal dalam keadaan demikian. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, maafkan semua kesalahan mereka, muliakan tempat tinggalnya, luaskan kediamannya, sucikan mereka dengan air, salju, dan embun, bersihkan mereka dari berbagai dosa dan kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Dan balaslah amal kebaikan mereka dengan kebaikan pula, dan amal buruk mereka dengan maaf dan pengampunan.

اَللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا.

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan suka memberi maaf, maka maafkanlah (kesalahan-kesalahan) kami.

اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ نَحْنُ عَبِيْدُكَ بَنُوْ عَبِيْدِكَ بَنُوْ إِمَائِكَ نَوَاصِيْنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا وَنُوْرَ صُدُوْرِنَا وَجَلاَءَ أَحْزَانِنَا وَذَهَابَ هُمُوْمِنِا وَغُمُوْمِنَا وَسَائِقَنَا وَقَائِدَنَا إِلَى جَنَّاتِكَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ.

Ya Allah, kami adalah hamba-hamba-Mu, anak dari hamba-hamba-Mu laki-laki dan perempuan, ubun-ubun kami berada dalam tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, adil pasti atas kami keputusan-Mu, kami memohon kepada-Mu dengan menggunakan semua nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu di antara hamba-Mu, atau dengan nama yang Engkau simpan dalam rahasia ghaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung ini taman bunga sepanjang musim di hati kami, jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yang penuh kenikmatan.

اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ اَللَّهُمَّ زَكِّ نُفُوْسَنَا  بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ.

Ya Allah, bersihkan dan sucikan hati dan jiwa kami dengan Al-Qur’an yang mulia.

اَللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ حُجَّةً لَنَا لاَ حُجَّةً عَلَيْنَا.

Ya Allah, ingatkan kami ayat Al-Qur’an yang terlupa, ajarkan kami darinya apa yang  tidak kami ketahui, berikan rezki kepada kami berupa kenikmatan membacanya malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan jadikan ia hujjah atas kami.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُكَ وَخَاصَّتُكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ahli Al-Qur’an yang menjadi keluarga-Mu dan hamba-hamba istimewa di sisi-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يُقِيْمُ حُرُوْفَهُ وَحُدُوْدَهُ وَلاَ تَجْعَلْنَا مِمَّنْ يُقِيْمُ حُرُوْفَهُ وَيُضَيِّعُ حُدُوْدَهُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang menegakkan huruf-huruf Al-Qur’an dan hukum-hukumnya, dan jangan Engkau jadikan kami golongan orang yang menegakkan huruf-hurufnya namun mengabaikan hukum-hukumnya, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا

Ya Allah, berikan kepada jiwa-jiwa kami ketakwaan kepadamu, dan sucikan dia, Engkaulah sebaik-baik Zat Yang Menyucikan jiwa, Engkaulah Pelindung dan Penolongnya.

اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَالْعَزِيْمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu berbagai penyebab turunnya rahmat-Mu, tekad dan kekuatan untuk meniti jalan yang lurus, limpahan segala kebajikan, keselamatan dari segala dosa, kemenangan meraih surga dan keselamatan dari azab neraka.

اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yang kami ketahui maupun yang tidak kami ketahui.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ.

Ya Allah, kami memohon kepadamu segala kebaikan yang telah diminta hamba dan rasul-Mu Muhammad saw dan hamba-hamba-Mu yang shalih, dan kami berlindung kepadamu dari segala keburukan yang mereka telah berlindung darinya kepada-Mu.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إَلَيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami.  Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala keburukan.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari sulitnya bencana, beratnya penderitaan, buruknya takdir, dan tepuk tangan musuh.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal.

اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ نَرْجُوْ فَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ.

Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang kami harapkan, maka janganlah Engkau sandarkan kami kepada diri kami sendiri walau sekejap, dan perbaikilah seluruh urusan kami, tiada Tuhan yang benar selain Engkau.

اَللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُوْرِ كُلِّهَا وَأَجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ.

Ya Allah, jadikanlah baik akibat semua urusan kami, dan lindungilah kami dari kehinaan dunia dan siksa akhirat.

اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِبِ وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ.

Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, amal kami dari riya, lisan kami dari dusta, dan bersihkan mata kami dari khianat, sesungguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yang disembunyikan dalam dada.

اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, cukupkan diri kami dengan yang halal dari yang haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari maksiat kepada-Mu,  dan dengan karunia-Mu dari selain-Mu, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ الْحَلاَلِ وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, bebaskan diri kami dari api neraka, lapangkan untuk kami rezki yang halal, dan jauhkan kami dari jin dan manusia yang fasik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ ارْحَمْ فِي الدُّنْيَا غُرْبَتَنَا وَارْحَمْ فِي القُبُوْرِ وَحْشَتَنَا وَارْحَمْ فِي الآخِرَةِ وُقُوْفَنَا بَيْنَ يَدَيْكَ.

Ya Allah, rahmatilah keterasingan kami di dunia ini, rahmati kesendirian kami di dalam kubur, dan rahmati pula saat kami berdiri di hadapan-Mu di akhirat nanti.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا آخِرَهَا وَخَيْرَ أَعْمَارِنَا خَوَاتِمَهَا وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ لِقَائِكَ.

Ya Allah, jadikanlah amal kami yang terbaik adalah akhirnya, dan umur kami yang terbaik adalah penghujungnya, dan hari terbaik kami adalah hari bertemu Engkau.

اَللَّهُمَّ آنِسْ وَحْشَتَنَا فِي الْقُبُوْرِ وَآمِنْ خَوْفَنَا يَوْمَ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ وَيَسِّرْ لَنَا يَا إِلهَنَا الأُمُوْرَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, hiburlah kami ketika sendirian dalam kubur, hilangkan ketakutan kami ketika dibangkitkan dari kubur, dan mudahkan semua urusan kami, Ya Tuhan kami, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَدْلِ فِيْ رَعَايَاهُمْ وَالرِّفْقِ بِهِمْ وَالاِعْتِنَاءِ بِمَصَالِحِهِمْ وَحَبِّبْهُمْ إِلَى الرَّعِيَّةِ وَحَبِّبِ الرَّعِيَّةَ إِلَيْهِمْ.

Ya Allah, perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kaum muslimin, bimbinglah mereka dalam menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِصِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَالْعَمَلِ بِوَظَائِفِ دِيْنِكَ الْقَوِيْمِ وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, bimbinglah mereka ke jalan-Mu yang lurus, agar bekerja demi agama-Mu yang benar, jadikan mereka teladan yang mendapat petunjuk-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ وَالْحُكْمِ بِشَرِيْعَتِكَ وَإقَامَةِ حُدُوْدِكَ.

Ya Allah, bimbinglah mereka agar bekerja sesuai kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu, memutuskan dengan syariat-Mu, dan menegakkan hukum-hukum-Mu.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لإِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَإِظْهَارِ الْمَحَاسِنِ وَأَنْوَاعِ الْخَيْرَاتِ.

Ya Allah, tuntunlah mereka untuk memberantas kemunkaran dan menampilkan segala bentuk kebaikan.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُمْ آمِرِيْنَ بِالْمَعْرُوْفِ فَاعِلِيْنَ لَهُ نَاهِيْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ تَارِكِيْنَ لَهُ.

Ya Allah, jadikanlah mereka para penyeru kebaikan yang melaksanakannya, penghalang kemunkaran yang meninggalkannya.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ.

Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum muslimin, murahkanlah harga-harga kebutuhan hidup mereka, dan jadikanlah mereka aman sentosa di tanah air mereka.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمُ الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَكَرِّهْ إِلَيْهِمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, perbaikilah keadaan para pemuda kaum muslimin, jadikan mereka para pencinta keimanan dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka, bencikan mereka terhadap kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikan mereka orang-orang yang lurus, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَاهْدِهِمْ سُبُلَ السَّلاَمِ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ وَبَارِكْ لَهُمْ فِيْ أَسْمَاعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ مَا أَبْقَيْتَهُمْ وَاجْعَلْهُمْ شَاكِرِيْنَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ وَأَتِمَّهَا عَلَيْهِمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, ampunilah kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, eratkan hati mereka, perbaiki hubungan sesama mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, tunjuki mereka jalan-jalan keselamatan, keluarkan mereka dari berbagai kegelapan menuju cahaya iman, berkahilah pendengaran, penglihatan, pasangan, dan keturunan mereka selama Engkau hidupkan mereka, jadikan mereka orang-orang yang mensyukuri semua nikmat-Mu dan memuji-Mu karenanya, dan sempurnakanlah nikmat-nikmat itu untuk mereka, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ أَنْ تُعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِميْنَ وَأَنْ تُذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَنْ تُدَمِّرَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَنْ تَجْعَلَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yang berada dalam kesulitan, kami memohon kepadamu agar Engkau memuliakan Islam dan kaum muslimin, menghinakan kemusyrikan dan orang-orang musyrik, menghancurkan musuh-musuh agama, dan menjadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya aman dan tenteram.

اَللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُوْدَ وَالْكَفَرَةَ وَالْمشْرِكِيْنَ وَالشُّيُوْعِيِّيْنَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُبَدِّلُوْنَ دِيْنَكَ وَيُعَادُوْنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. اَللَّهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَفَرِّقْ كَلِمَتَهُمْ وَأَدِرْ عَلَيْهِمْ دَائِرَةَ السَّوْءِ.

Ya Allah, hancurkanlah orang-orang Yahudi, kafir, musyrik, dan atheis yang menghalangi manusia dari jalan-Mu, mengganti agama-Mu, dan memerangi orang-orang yang beriman. Ya Allah, cerai-beraikan kesatuan mereka, porak-porandakan ideologi mereka, dan kepung mereka dengan keburukan.

اَللَّهُمَّ أَنْزِلْ بَأْسَكَ الَّذِيْ لاَ يُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِيْنَ.

Ya Allah, turunkan azab-Mu kepada mereka, azab yang tidak akan ditarik dari orang-orang yang banyak berbuat dosa.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تُحَرِّرَ الْمَسْجِدَ الأَقْصَى وَأَرْضَ فِلِسْطِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ مِنْ جُنُوْدِ حَمَاس. اَللَّهُمَّ انْصُرَْإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي أَفْغَانِسْتَان، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي كَشْمِيْرَ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي الْعِرَاقِ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي الشِّيْشَانِ، وَإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَائِرِ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

Ya Allah, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di jalan-Mu di mana pun mereka berada. Tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin Palestina, bebaskan Masjid Aqsha dan tanah Palestina dari perampok Yahudi, tolonglah saudara-saudara kami kaum muslimin para pejuang Hamas. Ya Allah, bantulah pula saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di Afghanistan, Kasymir, Irak, Chechnya, dan negeri-negeri kaum muslimin yang lain, wahai Penguasa alam semesta.

اَللَّهُمَّ أَفْرِغْ عَلَيْهِمْ صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ.

Ya Allah, berikan kesabaran kepada mereka, teguhkan pendirian mereka, dan tolonglah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka.

اَللَّهُمَّ اكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاكْتُبِ السَّلاَمَةَ عَلَى أَحْيَائِهِمْ.

Ya Allah, tetapkan kesyahidan bagi yang gugur di antara mereka, dan berikan keselamatan kepada yang masih hidup.

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا.

Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.

رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia).

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.

Ya Tuhan kami, berikan rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakan bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قُلُوْبٍ لاَ تَخْشَعُ وَمِنْ نُفُوْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari nafsu yang tidak pernah kenyang, dan dari doa yang tidak dikabulkan.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yang mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam.

Khutbah Idul Fithri 1431 H : Ust. Ahmad Yani

image

 

Khutbah Idul Fitri 1431 H: Mewujudkan Hakikat Taqwa

 

الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر الله أكبر

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Ramadhan yang telah kita akhiri memberikan kebahagiaan tersendiri bagi kita, hal ini karena ibadah Ramadhan yang salah satunya adalah berpuasa memberikan nilai pembinaan yang sangat dalam, yakni mengokohkan dan memantapkan ketaqwaan kita kepada Allah swt, sesuatu yang amat kita butuhkan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.

Agar pencapaian peningkatan taqwa bisa kita raih dan dapat kita buktikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi penting bagi kita memahami hakikat taqwa yang sesungguhnya. Dalam bukunya Ahlur Rahmah, Syekh Thaha Abdullah al Afifi mengutip ungkapan sahabat Nabi Muhammad saw yakni Ali bin Abi Thalib ra tentang taqwa, yaitu:

الْخَوْفُ مِنَ الْجَلِيْلِ وَالْعَمَلُ بِالتَّنْزِيْلِ وَاْلإِسْتِعْدَادُ لِيَوْمِ الرَّحِيْلِ وَالرِّضَا بِالْقَلِيْلِ

Takut kepada Allah yang Maha Mulia, mengamalkan apa yang termuat dalam at tanzil (Al-Qur’an), mempersiapkan diri untuk hari meninggalkan dunia dan ridha (puas) dengan hidup seadanya (sedikit)

Dari ungkapan di atas, ada empat hakikat taqwa yang harus ada pada diri kita masing-masing dan ini bisa menjadi tolok ukur keberhasilan ibadah Ramadhan kita.

Pertama, Takut Kepada Allah. Salah satu sikap yang harus kita miliki adalah rasa takut kepada Allah swt. Takut kepada Allah bukanlah seperti kita takut kepada binatang buas yang menyebabkan kita harus menjauhinya, tapi takut kepada Allah swt adalah takut kepada murka, siksa dan azab-Nya sehingga hal-hal yang bisa mendatangkan murka, siksa dan azab Allah swt harus kita jauhi. Sedangkan Allah swt sendiri harus kita dekati, inilah yang disebut dengan taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah).

Karena itu, orang yang takut kepada Allah swt tidak akan melakukan penyimpangan dari segala ketentuan-Nya. Namun sebagai manusia biasa mungkin saja seseorang melakukan kesalahan, karenanya bila kesalahan dilakukan, dia segera bertaubat kepada Allah swt dan meminta maaf kepada orang yang dia bersalah kepadanya, bahkan bila ada hak orang lain yang diambilnya, maka dia mau mengembalikannya. Yang lebih hebat lagi, bila kesalahan yang dilakukan ada jenis hukumannya, maka iapun bersedia dihukum bahkan meminta dihukum sehingga ia tidak menghindar dari hukuman. Allah swt berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (QS Ali Imran [3]:133).

Sebagai contoh, pada masa Rasul ada seorang wanita yang berzina dan ia amat menyesalinya, dari perzinahan itu ia hamil dan sesudah taubat iapun datang kepada Rasul untuk minta dihukum, namun Rasul tidak menghukumnya saat itu karena kehamilan yang harus dipelihara. Sesudah melahirkan dan menyusui anaknya, maka wanita itu dihukum sebagaimana hukuman untuk pezina yang menyebabkan kematiannya, saat Rasul menshalatkan jenazahnya, Umar bin Khattab mempersoalkannya karena ia wanita pezina, Rasulullah kemudian menyatakan:

لَقَدْ تَابَتْ تَوْبَةً لَوْ قُسِمَتْ بَيْنَ سَبْعِيْنَ مِنْ أَهْلِ الْمَدِيْنَةِ لَوَسِعَتْهُمْ وَهَلْ وَجَدْتَ أَفْضَلَ مِنْ أَنْ جَادَتْ بِنَفْسِهَا ِللهِ عَزَّ وَجَلَّ

Ia telah bertaubat, suatu taubat yang seandainya dibagi pada tujuh puluh orang penduduk Madinah, niscaya masih cukup. Apakah ada orang yang lebih utama dari seorang yang telah menyerahkan dirinya kepada hukum Allah? (HR. Muslim).

Ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya mendidik kita untuk menjadi orang yang takut kepada Allah swt yang membuat kita akan selalu menyesuaikan diri dengan segala ketentuan-ketentuan-Nya. Kalau kita ukur dari sisi ini, kenyataan menunjukkan bahwa banyak sekali orang yang belum bertaqwa karena tidak ada rasa takutnya kepada Allah swt.

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Kaum Muslimin Rahimakumullah.

Hakikat taqwa yang Kedua kata Ali bin Abi Thalib adalah Beramal Berdasarkan Wahyu. Al-Qur’an diturunkan oleh Allah swt untuk menjadi petunjuk bagi manusia agar bisa bertaqwa kepada-Nya. Karena itu, orang yang bertaqwa akan selalu beramal atau melakukan sesuatu berdasarkan wahyu yang diturunkan oleh Allah swt, termasuk wahyu adalah hadits atau sunnah Rasulullah saw karena ucapan dan prilaku Nabi memang didasari oleh wahyu. Dengan kata lain, seseorang disebut bertaqwa bila melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya.

Dalam konteks inilah, menjadi amat penting bagi kita untuk selalu mengkaji al-Quran dan al Hadits, sebab bagaimana mungkin kita akan beramal sesuai dengannya, bila memahaminya saja tidak dan bagaimana pula kita bisa memahami bila membaca dan mengkajinya tidak.

Dalam kehidupan para sahabat, mereka selalu berusaha untuk beramal berdasarkan wahyu, karenanya mereka berusaha mengkajinya kepada Nabi dan para sahabat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang suka bertanya. Meskipun mereka suka melakukan sesuatu, tapi bila ternyata wahyu tidak membenarkan mereka melakukannya, maka merekapun berusaha untuk meninggalkannya.

Suatu ketika ada beberapa orang sahabat yang dahulunya beragama Yahudi, mereka ingin sekali bisa melaksanakan lagi ibadah pada hari Sabtu dan menjalankan kitab taurat, tapi turun firman Allah swt yang membuat mereka tidak jadi melakukannya, ayat itu adalah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ ﴿٢٠٨﴾

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu (QS Al Baqarah [2]:208).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Kaum Muslimin Yang Berbahagia.

Ketiga yang merupakan hakikat taqwa menurut Ali bin Abi Thalib ra yang harus kita hasilkan dari ibadah Ramadhan kita adalah Mempersiapkan Diri Untuk Akhirat. Mati merupakan sesuatu yang pasti terjadi pada setiap orang. Keyakinan kita menunjukkan bahwa mati bukanlah akhir dari segalanya, tapi mati justeru awal dari kehidupan baru, yakni kehidupan akhirat yang enak dan tidaknya sangat tergantung pada keimanan dan amal shaleh seseorang dalam kehidupan di dunia ini. Karena itu, orang yang bertaqwa akan selalu mempersiapkan dirinya dalam kehidupan di dunia ini untuk kebahagiaan kehidupan di akhirat.

Bila kita sudah menyadari kepastian adanya kematian, maka kita tidak akan mensia-siakan kehidupan di dunia yang tidak lama. Kita akan berusaha mengefektifkan perjalanan hidup di dunia ini untuk melakukan sesuatu yang bisa memberikan nilai positif, sebagai apapun kita. Karena itu bila kita tidak efektif dan orang mengkritik kita, harus kita terima kritik itu denga senang hati. Khalifah Umar bin Abdul Aziz salah satu contohnya.

Ketika Umar bin Abdul Aziz telah menerima jabatan sebagai khalifah, dia merasa perlu beristirahat karena kondisi badannya yang sudah amat lelah dan mata yang sudah amat ngantuk, apalagi ia baru saja mengurus keluarganya yang meninggal yakni Khalifah Sulaiman. Baru saja dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dan meletakkan kepalanya di atas bantal, tiba-tiba datang Abdul Malik lalu berkata: “Ayah, apa yang akan ayah lakukan sekarang?”.

“Aku ingin istirahat sejenak anakku”, jawab Umar.

“Apakah ayah akan beristirahat, padahal ayah belum mengembalikan harta rakyat yang dirampas secara zalim kepada yang berhak?”.

“Aku akan lakukan semua itu nanti setelah zuhur, semalam aku tidak bisa tidur karena mengurus pamanmu”, jawab Umar.

“Ayah, siapa yang bisa memberi jaminan bahwa ayah akan tetap hidup sampai zuhur nanti?”. Tanya Abdul Malik lagi menghentak.

Mendengar pertanyaan anaknya itu, terbakar rasanya semangat Umar sehingga seperti hilang rasa ngantuk dan lelah yang dialaminya, lalu Umar berkata: “Nak…mendekatlah kepadaku”.

Setelah Abdul Malik mendekat, Umar mencium keningnya lalu berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku anak keturunan yang membantuku dalam agamaku”.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz segera bangkit dari tempat tidurnya dan iapun mengumumkan: “Barangsiapa yang hartanya telah diambil secara zalim, maka hendaklah ia mengangkat permasalahannya”.

Efektifitas waktu hidup yang digunakan membuat Khalifah Umar bin Abdul Aziz sampai kesulitan mencari mustahik karena tingkat kesejahteraan yang tingggi. Harus kita akui banyak diantara kita yang merasa mati masih lama sehingga tidak muncul amal shaleh, baik sebagai pribadi, keluarga, masyarakat maupun organisasi sosial dan politik, keluhan kita adalah tidak punya waktu, kekurangan waktu, karena itu Allah swt mengingatrkan kita semua:

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ فَمَن كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ﴿١١٠﴾

Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya” (QS Al Kahfi [18]:110).

Manakala seseorang sudah melakukan segala sesuatu sebagai bentuk persiapan untuk kehidupan sesudah kematian, maka orang seperti inilah yang disebut dengan orang yang cerdas, meskipun ia bukan sarjana. Karena itu, Rasulullah saw bersabda:

اَلْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ

Orang yang cerdas adalah orang yang menundukkan nafsunya dan beramal bagi kehidupan sesudah mati (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Hakim).

Allahu Akbar 3x Walillahilhamdu.

Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah swt.

Hakikat taqwa yang Keempat menurut Ali bin Abi Thalib adalah Ridha Meskipun Sedikit. Setiap kita pasti ingin mendapat sesuatu khususnya harta dalam jumlah yang banyak sehingga bisa mencukupi diri dan keluarga serta bisa berbagi kepada orang lain. Namun keinginan tidak selalu sejalan dengan kenyataan, ada saat dimana kita mendapatkan banyak, tapi pada saat lain kita mendapatkan sedikit, bahkan sangat sedikit dan tidak cukup. Orang yang bertaqwa selalu ridha dan menerima apa yang diperolehnya meskipun jumlahnya sedikit, inilah yang disebut dengan qana’ah, sedangkan kekurangan dari apa yang diharapkan bisa dicari lagi dengan penuh kesungguhan dan cara yang halal. Korupsi yang menjadi penyakit bangsa kita hingga sekarang adalah karena tidak ada sikap ridha menerima yang menjadi haknya, akibatnya ia masih saja mengambil hak orang lain dan administrasi serta penguatan hokum atas penyimpangan yang dilakukannya bisa diatur, karenanya Allah swt mengingatkan kita semua dalam firman-Nya:

وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ﴿١٨٨﴾

Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu Mengetahui.(QS Al Baqarah [2]:188).

Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib baru pulang lebih sore dari biasanya. Isterinya, Fatimah putri Rasulullah menyambut kedatangan suaminya dengan sukacita. Siapa tahu Ali membawa uang lebih banyak karena kebutuhan di rumah makin besar.

Sesudah melepas lelah, Ali berkata kepada Fatimah, “Aku mohon maaf karena tidak membawa uang sepeserpun.”

Tidak nampak sedikitpun kekecewaan pada wajah Fatimah, bahkan ia tetap tersenyum dan bisa memaklumi keadaan suami yang dicintainya.

Ali amat terharu terhadap isterinya yang begitu tawakkal meskipun ia tidak bisa memasak malam itu karena memang tidak ada bahan makanan yang bisa dimasak.

Ketika waktu shalat tiba, seperti biasa Ali lalu berangkat ke masjid untuk menjalankan salat berjama’ah. Sepulang dari shalat, seorang yang sudah tua menghentikan langkahnya menuju rumah. “Maaf anak muda, betulkah engkau Ali, anaknya Abu Thalib?”, tanya orang itu.

“Betul”, jawab Ali heran.

Orang tua itu merogoh kantungnya seraya berkata, “Dulu ayahmu pernah kusuruh menyamak kulit. Aku belum sempat membayar ongkosnya, ayahmu sudah meninggal. Jadi, terimalah uang ini, sebab engkaulah ahli warisnya.”

Dengan amat gembira Ali mengambil uang itu yang berjumlah 30 dinar. Sesampai di rumah, Ali kemukakan kepada isterinya rizki yang tidak terduga itu. Tentu saja Fatimah sangat gembira ketika Ali menceritakan kejadian itu. Dan ia menyuruh membelanjakannya semua agar tidak pusing-pusing lagi merisaukan keperluan sehari-hari. Tanpa berpikir panjang, Ali langsung berangkat menuju pasar.

Ketika hampir tiba ke pasar, Ali melihat seorang fakir menadahkan tangan, “Siapakah yang mau menghutangkan hartanya untuk Allah, bersedekahlah kepadaku, seorang musafir yang kehabisan bekal di perjalanan.”

Tanpa berpikir panjang lebar, Ali memberikan seluruh uangnya kepada orang itu dan Ali pulang dengan tangan kosong. Tentu saja melihat sang suami pulang tidak bawa apa-apa, Fatimah terheran-heran. Ali menerangkan peristiwa yang baru saja dialaminya dan ini justeru membuat Fatimah begitu terharu terhadap sang suami. Dengan diiringi senyum yang manis, Fatimah berkata: “Apa yang engkau lakukan juga akan aku lakukan seandainya aku yang mengalaminya. Lebih baik kita menghutangkan harta kepada Allah daripada bersifat bakhil yang dimurkai-Nya.”

Sikap menerima membuat kita bisa bersyukur dan bersyukur membuat kita akan memperoleh rizki dalam jumlah yang lebih banyak, bahkan bila jumlahnya belum juga lebih banyak, rasa syukur membuat kita bisa merasakan sesuatu yang sedikit terasa seperti banyak sehingga yang merasakan manfaatnya tidak hanya kita dan keluarga tapi juga orang lain. Inilah diantara makna yang harus kita tangkap dari firman Allah swt:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ ﴿٧﴾

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS Ibrahim [14]:7).

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa bertaqwa kepada Allah swt memerlukan kesungguhan sehingga kita dituntut untuk bertaqwa dengan sebenar-benarnya. Akhirnya marilah kita sudahi ibadah shalat Id kita dengan berdoa:

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka.

Selamatkan Al-Aqsho Selamatkan Palestina

Penodaan Zionis Israel Terhadap Masjid Al-Aqsha

Khutbah Jum’at tgl 19-03-2009

Oleh DR. Muqoddam Cholil, MA (Ketua Harian KNRP)

الحمد لله له الملك وله الحمد وهو عل كل شيء قدير. الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم ايكم احسن عملا وهو العزيز الغفور. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له الذى هدانا وانعمنا بالاسلام وامرنا بالجهاد ونور قلوبنا بالكتاب المنير. واشهد ان محمدا عبده ورسوله الذى بلغ الرسالة وادى الامانة ونصح الامة برسالته الخالدة رحمة للعالمين فى ايامنا هذا وفى يومئذ يوم عسير على الكافرين غير يسير. اللهم صل وسلم على هذا النبى الكريم محمد بن عبدالله وعلى اله واصحابه اجمعين.
اما بعد :
فَيَا عِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya, agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani.” Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

كَيْفَ وَإِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوا فِيكُمْ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً يُرْضُونَكُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبَى قُلُوبُهُمْ وَأَكْثَرُهُمْ فَاسِقُونَ (التوبة8)

“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).

Ma’asyiral Muslimin!

Baitul Maqdis adalah sebagian dari negara Palestina dan bahkan ia merupakan buah mata dan urat nadinya, ia mempunyai tempat tersendiri dalam hati umat Islam. Allah SWT telah menerangkan sifat negeri ini dengan “keberkatan”, Allah SWT mensifatkan Masjidil Aqsa dalam surat al-Isra’ : “Yang kami berkati sekelilingnya” (Al-Isra ‘:1). Ketika Allah SWT berfirman tentang Kekasih-Nya Ibrahim AS: “Dan Kami selamatkan Ibrahim dan Lut ke sebuah negeri yang Kami telah memberkatinya untuk sekalian alam. (Al-Anbiya ‘: 71)
“Dan Kami jadikan di antara mereka dan antara negeri-negeri yang Kami limpahkan berkat kepadanya beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak jarak) perjalanan. Berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam dan siang hari dengan aman. (Saba’: 18)

Negeri-negeri yang diberkati Allah ini ialah Syam dan Palestina. Seorang ulama tafsir, Al-Alusi penulis tafsir Ruhul Ma’ani berkata: “Yang dimaksudkan dengan negeri-negeri yang diberkati dalam ayat di atas adalah negeri Syam karena banyaknya  pohon-pohon dan buah-buahannya serta keluasan hidup untuk penduduknya. Berkata Ibnu Abbas: “Ia adalah Baitul Maqdis.” Dan berkata Ibnu ‘Atiyyah: “Sesungguhnya para ahli tafsir berijma’ bahwa yang dimaksudkan di situ adalah Baitul Maqdis.” Allah berfirman, maksudnya : “Demi (buah) Tin dan (buah (Zaitun) dan demi bukit Sinai dan demi Kota (Makkah) ini yang aman “(QS,At-Tin:1-3). Bahwa yang dimaksudkan dengan Tin dan Zaitun adalah tanah dan bumi yang tumbuh padanya Tin dan Zaitun, yaitu
Baitul Maqdis” (Ruhul-Ma’ani, Imam Al-Alusi, 22-129).

Keistimewaan dan kedudukan Masjid al-Aqsha bagi umat Islam

1. BAITUL MAQDIS KIBLAT PERTAMA UMAT ISLAM

Di Madinah terdapat saksi sejarah yang nyata dan menguatkan peristiwa perpindahan kiblat, yaitu Masjid Qiblatain (Masjid dua kiblat) yang mana di situlah kaum muslimin mendirikan satu solat, setengahnya menghadap ke Baitul Maqdis dan setengahnya lagi menghadap ke Ka’bah di Makkah. Sampai sekarang Masjid ini tetap berdiri dengan beberapa renovasi oleh pemerintah Saudi
Arabia. Bagaimana mungkin kita akan melupakan bukti-bukti jelas yang telah diapaparkan dalam al-Qur’an. Tidaklah seorang muslim yang melupakan Baitul Maqdis melainkan mereka yang sudah jauh dari sentuhan-sentuhan ayat al-Qur’an.

Firman Allah swt, artinya: “Orang-orang yang kurang akalnya di antara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulunya mereka telah berkiblat kepadanya?”, Katakanlah “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya kejalan yang lurus… dan Kami tidaklah menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan Allah tidak akan mensia-siakan imanmu. (Al-Baqarah:142-143)

2. BAITUL MAQDIS NEGERI ISRA’ DAN MI’RAJ

Allah telah menjadikan Baitul Maqdis sebagai perhentian terakhir perjalanan Isra’ di bumi dan permulaan perjalanan Mi’raj ke langit. Iradah Allah SWT telah menghendaki untuk memulai perjalanan Isra’ Nabi Muhammad s.a.w di bumi pada malam yang penuh berkat itu dari Masjidil Haram di Mekah. Allah menghendaki akhir terminal perjalanannya di bumi di Masjidil Aqsa. Hal tersebut bukan sesuatu yang kebetulan atau sia-sia, tetapi ia merupakan peraturan Ilahi dan demi hikmah rabbani, yaitu supaya penutup para Rasul bertemu dengan para Rasul dan Beliau menjadi imam mereka dalam solat. Hal ini merupakan isyarat pemberitahuan tentang pemindahan kepemimpinan agama bagi dunia dari Bani Israel kepada umat yang baru, Rasul yang baru, Kitab yang baru, yaitu umat sedunia, Rasul sedunia dan Kitab sedunia, sebagaimana firman Allah s.w.t: Surat Al-Isra’, Artinya :
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebesaran Kami” (Al-Isra ‘: 1)

3. BAITUL MAQDIS KOTA BESAR ISLAM KETIGA

Baitul Maqdis adalah kota ketiga terbesar dalam Islam, kota terbesar pertama adalah Mekah al-Mukarramah yang dimuliakan Allah dengan Masjidil Haram-Nya; dan kota besar Islam yang kedua adalah Madinah Al-Munawwarah yang dimuliakan Allah dengan adanya Masjid An-Nabawi dan mengandungi makam Rasulullah SAW dan kota terbesar yang ketiga dalam Islam adalah Baitul Maqdis yang dimuliakan Allah dengan Masjidil Aqsa yang diberkati sekelilingnya oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan apa yang disebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri, bahwa Nabi SAW bersabda, yang bermaksud:

“Janganlah kamu bersegera untuk mengadakan perjalanan kecuali untuk menuju tiga masjid yaitu Masjidil Haram, Masjidil Aqsa dan Masjidku ini.” al-hadis

4. NEGERI PERSIAPAN JIHAD

Baitul Maqdis bagi kaum Muslimin adalah negeri persediaan dan jihad. Keterangan Al-Qur’an tentang Masjidil Aqsa dan penjelasan hadis tentang fadilah solat di sana adalah merupakan suatu khabar gembira bahwa Baitul Maqdis akan ditakluki oleh Kaum Muslimin karena pada zaman Rasul SAW Baitul Maqdis belum dapat ditakluki oleh kaum Muslimin) dan akan menjadi milik kaum Muslimin. Mereka akan memperbanyakkan pemergian (musafir) ke masjidnya untuk beribadah di sana. Hal ini telah terbukti di mana dahulunya kota ini bernama Eliyah telah dapat ditakluki pada zaman khalifah yang kedua Umar ibnu Al-Khatab. Panglima tentera agungnya yang bernama Sofruniyus mensyaratkan bahwa kunci kota itu tidak akan diserahkan kecuali terus kepada Khalifah itu
sendiri dan tidak kepada salah seorang dari panglimanya.

Maasiral Muslimin, Itulah keistimewaan Masjid al-Aqsa

Sejak jatuhnya Baitul Maqdis pada Juni 1967, Israel telah melakukan perbuatan-perbuatan yang keji dan menyakitkan hati umat Islam terhadap masjid al-Aqsha. Berikut ini adalah bentuk-bentuk kejahatan mereka terhadap masjid al-Aqsha :

1) Menciptakan ritual baru di dinding Masjid al-Aqso yang disebut “Dinding Ratapan” satu bentuk peribadatan baru yang tidak  tertulis didalam kitab Taurot, Talmut maupun kitab-kitab kuno para pemimpin agamanya. Kawasan tersebut dirampas dari umat Islam.

2) Membakar masjid al-Aqsha pada tahun 1969.

3) Menggali berpuluh-puluh terowongan dan menciptakan ruang-ruang khusus untuk ritual, musium dll yang berada tepat dibawah masjid al-Aqsha.

4) Membangun sebuah kota agama untuk para wisatawan asing maupun lokal, dan bisa dinikmati oleh para pengunjung khususnya para generasi muda Yahudi.

5) Israel sengaja membuat kota wisatawan itu dari batu-batu buruk dan arsitektur klasik yang seakan-akan menggambarkan bahwa ia telah berusia ratusan tahun, gunanya untuk mengelabuhi para wisatawan dan khususnya generasi baru Yahudi bahwa Haikal Sulaiman itu memang wujud dibawahnya.

6) Mengizinkan para wisatawan asing maupun lokal untuk memasuki masjid al-Aqsha.

7) Melarang umat Islam yang berusia dibawah 44 tahun memasuki dan solat didalam masjid al-Aqsha.

8) Mendirikan pemukiman-pemukiman baru bagi warga Yahudi yang dekat dengan masjid dengan cara merampas tanahnya dari para pemiliknya bangsa Palestina. Sehingga Masjid al-Aqsha sekarang sudah mulai terkepung dengan pemukiman-pemukiman baru warga Yahudi.

9) Membangun tempat-tempat maksiyat semisal cafe-cafe untuk berdansa dan meminum-minuman keras persis di depan mihrab masjid al-Aqsha.

Seluruh mata dunia dan umat Islam menyaksikan perkembangan yang sangat menyedihkan atas arogansi Zionis Israel terhadap masjid al-Aqsha. Sudah terbukti, beberapa waktu belakangan ini Israel dengan sengaja dan terus menerus dan semakin berani, melakukan serangan demi serangan ke jantung Masjid Al-Aqsha yang menjadi kiblat pertama umat Islam di tengah-tengah
lalainya umat Islam. Langkah serangan itu seperti membuka sinagog Kharaab di kota lama Al-Quds setelah selama 4 tahun mempersiapkan sinagog ini.

Serangan-serangan intensif terus dilakukan terhadap penduduk al-Quds : pengusiran penduduk, penghancuran rumah-rumah, pengepungan rakyat, penggalian di masjid al-Aqsha, penyitaan tanah dan pendirian pemukiman baru bagi yahudi dari lahan-lahan yang dirampas. Semua itu menunjukkan dimensi tekad Israel untuk menantang hukum dan keinginan internasional, dan kegetolan mereka dalam menghinakan Arab dan negara-negara Islam, dan kedalaman pembangkangan mereka terhadap acuan-acuan dari proses perdamaian, dan pengabaian mereka atas segala upaya internasional yang dikerahkan untuk kembali melakukan negosiasi dengan umat Islam.

Bentuk kejahatan terbaru zionis Israel terhadap Masjid Al-Aqsa sekarang ini adalah melalui cara penutupan dan penyerbuan atas sejumlah sekolah Islam yang berdekatan dengan Masjid Al-Aqsa, penyerbuan beberapa rumah di wilayah sekitarnya, penutupan SMU Putri Al-Aqsa yang terletak persis di dalam Masjid Al-Aqsha, dan pengusiran para siswi dari sana, pengusiran umat Islam yang
sedang iktikaf padahal mereka adalah orang-orang tua dan juga penutupan SMU Syariah di dalam Masjid Al-Aqsa, pelarangan terhadap para pemuda untuk salat didalamnya. Penangkapan warga yang melawan peraturan jahat zionis Israel.
Kesemuanya ini tersimpul dalam pengepungan atas Masjid Al-Aqsa secara ketat, sehingga mengurangi jumlah jamaah shalat, sekaligus menjauhkan umat Islam dari kepemilikan masjid ini. Israel juga terus menerapkan rencana-rencana jahatnya di Al-Quds Timur dan melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sangat serius.

Ya Allah berilah kami kekuatan untuk bisa menolong saudara-saudara kami yang tertindas di Palestina…, kuatkanlah azam mereka…, berikanlah mereka kekuatan dan kesabaran untuk menghadapi musuh-musuh-Mu dan musuh nabi-Mu…Kembalikanlah masjid al-Aqsha ke dalam genggaman kami,… Wahai Zat yang Maha Perkasa….

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالْحِكْمَةِ، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah ke dua

الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق
وأيده بالحفظ والنصرة، وأعزّ أصحابه الطيبين الطاهرين
والصلاة والسلام على سيد الأولين والآخرين،
، إمام الغر المحجلين، سيدنا محمد الأمين، وعلى آله وأصحابه الميامين
. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّد
ٍ وَعَلَى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ وَنَصَرَهُ وَوَالاَهُ. أَمَّا بَعْدُ,
فَيَا عِبَادَ اللهِ, أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّاىَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Masjid al-Aqsha sekarang telah ditawan oleh kebuasan Israel di tengah-tengah lalainya bangsa Arab Muslim yang jumlahnya hampir seratus juta, atau satu milyar umat Islam di seluruh dunia. Al-Quds memerlukan para mujahid sejati semisal Umar bin al-Khottob yang berhasil membukanya dari tangan-tangan kolonialis Romawi Timur yang zalim untuk dilestarikan kesuciannya dijaga kehormatannya sebagaimana dahulu berada dibawah jagaan para ambiya’. Al-Quds memerlukan pejuang gagah berani semisal Solahuddin al-Ayyubi yang menyatukan umat Islam sehingga berhasil memerdekakannya dari tangan-tangan tenara salib
yang telah mengotorinya hampir sembilan puluh tahun.

Ketahuilah bahwa kalau umat Islam sekarang tidak mau bangkit melawan arogansi zionis Israel masjid suci kebanggaan kita yang yang ketiga itu segera diruntuhkan dan dibangun diatasnya sinagog Yahudi. Umat Islam adalah penerus mata rantai risalah perjuangan para nabi dengan akidahnya yang lurus, oleh karena itu sudah tentu mereka yang paling berhak menjaga kesucian dan kehormatan masjid al-Aqsha tersebut. Kita berdoa semoga masjid al-Aqsha cepat dikembalikan oleh Allah s.w.t ketangan umat Islam.

Kaum muslimin dan muslimat sekalian.

اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ

Ya Allah, ampunilah kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, perbaikilah di antara mereka, lembutkanlah hati mereka dan jadikanlah hati mereka keimanan dan hikmah, kokohkanlah mereka atas agama Rasul-Mu SAW, berikanlah mereka agar mampu menunaikan janji yang telah Engkau buat dengan mereka, menangkan mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, wahai Ilah yang hak jadikanlah kami termasuk dari mereka.

اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لنا مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Ya Allah, perbaikilah sikap keagamaan kami sebab agama adalah benteng urusan kami, perbaikilah dunia kami sebagai tempat penghidupan kami, perbaikilah akhirat kami sebagai tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan kami di dunia sebagai tambahan bagi setiap kebaikan. Jadikanlah kematian kami sebagai tempat istirahat bagi kami dari setiap keburukan.

اللّهمَّ حَبِّبْ إلَيْنَا الإيمَانَ وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا وَكَرِّهْ إلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah kami mencintai keimanan dan hiasilah keimanan tersebut dalam hati kami. Dan jadikanlah kami membenci kekufuruan, kefasikan dan kemaksiatan dan jadikanlah kami termasuk orang yang mendapat petunjuk.

اللهم عذِّبِ الكَفَرَةَ الذين يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ ويُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ ويُقاتِلُونَ أوْلِيَاءَكََّ

Ya Allah siksalah orang kafir yang menghalangi jalan-Mu, dan mendustai rasul-rasul-Mu, membunuh kekasih-kekasih-Mu..

اللّهمَّ أَعِزَّ الإسْلاَمَ وَالمسلمين وَأَذِلَّ الشِّرْكَ والمشركين وَدَمِّرْ أعْدَاءَ الدِّينِ وَاجْعَلْ دَائِرَةَ السَّوْءِ عَلَيْهِمْ يا ربَّ العالمين

Ya Allah, muliakanlah Islam dan umat Islam, hinakanlah syirik dan orang-orang musyrik, hancurkanlah musuh agama, jadikan keburukan melingkari mereka, wahai Rabb alam semesta. Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

اللهم فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَخُذْهُمْ أَخْذَ عَزِيْزٍ مُقْتَدِرٍ إنَّكَ رَبُّنَا عَلَى كلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ يَا رَبَّ العالمين

Ya Allah, cerai beraikan persatuan dan kekuatan mereka, siksalah mereka, sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu, wahai Rabb alam semesta.

اللهمَّ ارْزُقْنَا الصَّبْرَ عَلى الحَقِّ وَالثَّبَاتَ على الأَمْرِ والعَاقِبَةَ الحَسَنَةَ والعَافِيَةَ مِنْ كُلِّ بَلِيَّةٍ والسَّلاَمَةَ مِنْ كلِّ إِثْمٍ والغَنِيْمَةَ مِنْ كل بِرٍّ والفَوْزَ بِالجَنَّةِ والنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

رَبَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الاخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار
وصَلِّ اللهمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سيدِنا مُحَمّدٍ وعلى آلِهِ وصَحْبِهِ وَسلّم والحمدُ للهِ

عبادالله : إنَّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلَّكم تذكرون

 

sumber : dakwatuna.com

Upin dan Ipin Film Anak-anak

Kakak beradik Upin dan Ipin hadir kembali bersama kawan-kawannya dengan kisah yang lebih seru.

Episode I : Air Kolah Air Laut Bagian 1

Mencontoh Pribadi Rasulullah SAW

Hari ini bertepatan dengan Hari kelahiran Rasulullah SAW. Maulid Nabi. Ada banyak kegiatan dilakukan untuk memperingatinya. Terlepas dari pro kontra terhadap peringatan itu, yang terpenting mungkin sejauh mana Rasulullah menjadi teladan dalam kehidupan kita dalam berbagai sisi kehidupan. Ada satu sisi menarik kehidupan Rasulullah dalam hubungannya dengan anak-anak. Beliau dikenal sebagai seorang yang sangat penyayang terhadap anak-anak, baik terhadap keturunan beliau sendiri ataupun anak orang lain. Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mencium Hasan bin Ali dan didekatnya ada Al-Aqra’ bin Hayis At-Tamimi sedang duduk. Ia kemudian berkata, “Aku memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah aku mencium seorang pun dari mereka.” Rasulullah saw. segera memandang kepadanya dan berkata, “Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi.” (HR. Bukhari di Kitab Adab, hadits nomor 5538).

Bahkan dalam shalat pun Rasulullah saw. tidak melarang anak-anak dekat dengan beliau. Hal ini kita dapat dari cerita Abi Qatadah, “Suatu ketika Rasulullah saw. mendatangi kami bersama Umamah binti Abil Ash –anak Zainab, putri Rasulullah saw.—Beliau meletakkannya di atas bahunya. Beliau kemudian shalat dan ketika rukuk, Beliau meletakkannya dan saat bangkit dari sujud, Beliau mengangkat kembali.” (HR. Muslim dalam Kitab Masajid wa Mawadhi’ush Shalah, hadits nomor 840).

Peristiwa itu bukan kejadian satu-satunya yang terekam dalam sejarah. Abdullah bin Syaddad juga meriwayatkan dari ayahnya bahwa, “Ketika waktu datang shalat Isya, Rasulullah saw. datang sambil membawa Hasan dan Husain. Beliau kemudian maju (sebagai imam) dan meletakkan cucunya. Beliau kemudian takbir untuk shalat. Ketika sujud, Beliau pun memanjangkan sujudnya. Ayahku berkata, ‘Saya kemudian mengangkat kepalaku dan melihat anak kecil itu berada di atas punggung Rasulullah saw. yang sedang bersujud. Saya kemudian sujud kembali.’ Setelah selesai shalat, orang-orang pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, saat sedang sujud di antara dua sujudmu tadi, engkau melakukannya sangat lama, sehingga kami mengira telah terjadi sebuha peristiwa besar, atau telah turun wahyu kepadamu.’ Beliau kemudian berkata, ‘Semua yang engkau katakan itu tidak terjadi, tapi cucuku sedang bersenang-senang denganku, dan aku tidak suka menghentikannya sampai dia menyelesaikan keinginannya.” (HR. An-Nasai dalam Kitab At-Thathbiq, hadits nomor 1129).

Usamah bin Zaid ketika masih kecil punya kenangan manis dalam pangkuan Rasulullah saw. “Rasulullah saw. pernah mengambil dan mendudukkanku di atas pahanya, dan meletakkan Hasan di atas pahanya yang lain, kemudian memeluk kami berdua, dan berkata, ‘Ya Allah, kasihanilah keduanya, karena sesungguhnya aku mengasihi keduanya.’” (HR. Bukhari dalam Kitab Adab, hadits nomor 5544).

Begitulah Rasulullah saw. bersikap kepada anak-anak. Secara halus Beliau mengajarkan kepada kita untuk memperhatikan anak-anaknya. Beliau juga mencontohkan dalam praktik bagaimana bersikap kepada anak dengan penuh cinta, kasih, dan kelemahlembutan.

sumber : di sini